Happy Reading~~~
SEBELUMNYA
“ssshhh, hentikan Mr. Lautner. Ku mohon” bukannya mendengarkan ucapan ku, Mr. Lautner malah mencium leher ku dan menggendongku dan membawa ku ke arah ranjang besar miliknya. “ada apa dengan dirimu? Kumohon hentikan ini.. shhhh” aku mendesah saat tangan Mr. Lautner berhasil memasukannya ke balik bajuku dan mulai meremasnya kembali.
*****************
SEBELUMNYA
“ssshhh, hentikan Mr. Lautner. Ku mohon” bukannya mendengarkan ucapan ku, Mr. Lautner malah mencium leher ku dan menggendongku dan membawa ku ke arah ranjang besar miliknya. “ada apa dengan dirimu? Kumohon hentikan ini.. shhhh” aku mendesah saat tangan Mr. Lautner berhasil memasukannya ke balik bajuku dan mulai meremasnya kembali.
*****************
Chapter 6
Justin Bieber
Setelah
mandi ku dengar erangan tertahan dari arah Ve, ku hampiri Ve dan ternyata ia
sedang tidur. Namun dia mengeluarkan airmata dan tubuhnya di penuhi dengan
keringat, aku langsung berniat untuk membangunkannya.
“ssshhh, hentikan Mr. Lautner. Ku mohon” aku mengurungkan niat ku saat
mendengar kata yg dikeluarkan dari mulut Ve, apa ia sedang bermimpi? Lalu
mengapa Mr. Lautner turut serta ?
“ada
apa dengan dirimu? Kumohon hentikan ini.. shhhh” aku terdiam sejenak, apakah Ve
sedang melakukan... atau sedang di
Tanpa
berfikir panjang aku membangun kan Ve dengan cara menepuk pipinya, dan akhirnya
terbuka lah mata nya yg sudah basah dengan airmata. Dengan seketika dia memeluk
ku dan menangis
“ak...
aku.. aku-“ dia berusaha untuk mengatakan sesuatu namun aku menariknya untuk
lebih dalam di dalam pelukanku. “Justin, aku-“
“sssttt, sudahlah tenangkan dirimu dahulu Ve” setelah mendengarkan
perkataan ku ia langsung mengeratkan pelukannya padaku
Setelah
beberapa detik aku baru merasakan hangat di tubuhku, aku menyentuh tangan nya
dan. Oh tentu saja dia akan demam, sejak tadi dia belum mengganti baju nya yg
basah.
“ku
rasa kau harus mandi terlebih dahulu Ve, dan mengganti pakaian mu dengan yg
kering agar kau tidak sakit”
“tidak”
ku dengar suaranya yg serak di iringi dengan gelengan kepala
Ve
menarik tubuhnya dari tubuh ku, lalu duduk di sofa yg tadi ia duduki. Ku lihat
tubuhnya bergetar hebat, aku terus bertanya-tanya ada apa dengan nya? Mengapa
setiap kali ia bangun dari tidurnya selalu bersikap aneh seperti itu? Rasanya
aku ingin sekali menanyakan hal itu, namun jika aku menanyakannya kurasa hanya
membuatnya terluka saja.
“baiklah jika kau tidak mau mandi, tapi ku harap kau bisa mengganti
pakaian basah mu itu” ku lihat Ve menggeleng kembali, ini seperti bukan Ve.
Bukankah Ve adalah gadis tomboy yg cuek, mengapa ia bisa menangis sebegitu nya?
Kurasa ini masalah besar
“jika
mau mu seperti itu, tidurlah” Ve melangkahkan kakinya ke arah tempat tidurnya
lalu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut, namun ia tidak memejamkan matanya
dan tubuhnya pun masih bergetar walaupun tidak seperti tadi.
Aku
mendekat dan duduk di sisi tempat tidur, lalu menggenggam telapak tangan nya yg
panas. Ve tidak menoleh ke arah ku, ia tetap menatap lurus entah kemana.
“sepertinya kau demam, kau ini seperti adik ku. Tidak mau di atur tapi
suka mengatur, tidurlah aku akan pergi untuk mengambil air bersih” saat aku
hendak berdiri, Ve menarik tanganku membuatku duduk kembali. “ada apa” happp,
Ve memeluk ku kembali dan kurasa ia menangis lagi.
“bisakah kau berjanji untuk selalu ada disisi ku” aku melepaskan
pelukannya dan memegang pundaknya, ku tatap matanya lalu tanpa pikir panjang
aku mengangguk sambil tersenyum. “kau akan tidur di sini”
Untuk
malam ini aku tidak ingin memaksa Ve untuk bicara mengenai mimpinya, namun
sejak tadi Ve tidak memejamkan matanya. Aku menarik tubuh Ve untuk memeluknya,
tubuhnya sangat panas dan wajah nya pucat. Sejak tadi Ve selalu bersikap
gelisah, matanya mengawasi setiap sudut kamar.
“tidurlah, sungguh aku akan melindungimu” aku memeluknya dan menaruh
kepala nya di dadaku, sungguh aku bingung harus berbuat apa karena tidak tahu
apa masalahnya. “aku akan terjaga sampai pagi, dan kau pasti akan baik-baik
saja Ve”
“bahkan
aku lebih baik terjaga seperti ini karena kau didekat ku, berbeda dengan
didalam mimpi. Kau tiba-tiba menghilang entah kemana, aku sangat membutuhkan
mu, you know?” ia membalas pelukanku, dan menyembunyikan wajah nya di dada ku,
“jika saja kau bisa masuk di dalam mimpiku”
“aku
akan membangunkan mu jika aku melihat reaksi yg berbeda, sungguh kau tidak akan
mengalami mimpi buruk jika di dekat ku” aku mengelus rambutnya dan ia menatapku
dan aku menyentuh pipinya yg sudah terasa panas dan lengket akibat air matanya.
“apakah
aku terlihat murahan didepan mu Justin?” aku terkejut mendengar pernyataan yg
diucapkan Ve dengan lirih, “aku memang sudah menjadi murahan sejak Mr. Lautner
memperlakukan ku seenaknya tadi” ohh aku benar, ternyata ia bermimpi seperti
itu. Ada sesak didalam dadaku saat Ve menceritakan itu, apakah aku cemburu pada
nya? Aku tidak, sudah pasti tidak mungkin.
“apa yg
lelaki tua itu lakukan padamu?” aku bertanya dengan hati-hati, “apakah aku
telat membangunkan mu?”
Ku
lihat Ve kembali meneteskan airmatanya, sungguh ada apa padanya? Aku tidak
pernah mau melihat Ve yg sangat cengeng! Sejujurnya aku suka jika melihat Ve yg
cuek dan sedikit galak itu, dia akan terlihat lebih bersinar tidak seperti
sekarang yg seolah-olah sinar itu redup bahkan dengan sekali tiup bisa mati.
“kau
membangunkan ku sangat baik Justin, namun rasanya walaupun itu hanya mimpi aku
ingin membasuh tubuhku yg sudah di sentuh olehnya.” Aku hanya terdiam mendengar
ceritanya, karena mengapa harus Mr. Lautner? Itu sangat menyebalkan, “tapi aku
takut, entah bagaimana caranya. Saat aku tidak bersamamu, Mr. Lautner selalu
datang. Walaupun di dunia nyata ia hanya berani memberi senyum meremehkan, tapi
itu cukup membuatku takut.”
Ve
mengeratkan pelukan nya ditubuhku, aku menyentuh pipinya kembali lalu
menggenggam tangan nya. Ia menatapku sejenak dan aku tersenyum
“Kau terlalu kuat untuk takut pada bajingan
tua itu Ve, percayalah anggap saja ia adalah preman yg menjijikan.” Ve
meneteskan air matanya kembali, “apa aku boleh menghapus jejak sentuhan
bajingan tua itu dari tubuhmu?” sungguh sebenarnya aku tidak bermaksud ingin
bercinta dengan nya, namun aku hanya tidak sudi bajingan tua itu bisa menyentuh
dan membuat Ve sedemikian sedihnya.
“apakah
kau mau berjanji tidak akan melakukan lebih? Jujur aku ingin memberikan harga
diriku untuk orang yg kusukai.” Aku tersenyum, “namun, sebenarnya aku sudah
muak di rendahkan oleh teman-teman ku karena aku tidak pernah melakukan apapun.
Bahkan berciuman saja aku tidak pernah.” Aku terkekeh pelan lalu bangkit dari
tidur ku
“Ikut
aku” ia menyerengit namun mengikuti langkah ku yg menuju kamar mandi, “aku akan
melakukannya atas seijin mu, Ve. Tampar aku jika aku melakukan diluar dari ijin
mu” aku membuka pintu kamar mandi dan Ve mengikutinya
“mengapa harus di kamar mandi?” aku menoleh ke arahnya lalu tersenyum,
“kau harus membasuhnya dengan bersih bukan? Sungguh aku sudah muak dengan air
matamu yg hanya menangisi bajingan tua itu. Aku bersumpah akan menghilangkan
jejak apapun yg sudah di berikannya padamu” ku lihat Ve terkekeh, dan dengan
otomatis aku tersenyum.
Aku
menghampiri Ve yg sedari tadi berdiri jauh dari ku, lalu aku menyentuh tangan
nya. Ia sedikit gugup rupanya, aku bingung mengapa ada gadis cuek yg bisa
bersikap begitu manis jika sedang gugup.
“apa
aku boleh mencium apapun yg ada pada dirimu? Lalu apa aku boleh menyentuh
apapun yg ada pada dirimu?”
“pertanyaan macam apa itu? Kau membuat ku takut, Justin”
Aku
hiraukan ucapannya, lalu aku menangkup wajahnya lalu kudekatkan bibirku dan
bibirnya. Dan melepasnya sejenak, aku membisikan “ini akan menjadi first kiss
mu” tepat di telinganya. Lalu melanjutkan ciuman ku lagi, dan aku mengangkat
tubuhnya menuju sower tanpa melepaskan ciuman ku. Ia hanya mengalungkan tangan
nya padaku, karena takut terjatuh. Lalu kuturunkan Ve dan mendorongnya
kebelakang sampai punggung nya menyentuh tembok, tangan ku yg kanan memeluk
tubuhnya dan tangan ku yg kiri bergerak untuk menyalakan sower dan saat sower
itu menyala aku lepas kan ciuman ku dan menatap Ve yg sebenarnya tidak membuka
matanya sejak tadi.
~~~~~~~~~
Tunggu chapter 7 nya yaa!!!
Tunggu chapter 7 nya yaa!!!
sekilas info: agar tidak bolak-balik mengecek update cerita ini, lebih baik kalian klik langganan dengan akun gmail kalian. Jadi jika cerita ini sudah ada kelanjutannya kalian akan mendapatkan notifikasinya di akun gmail kalian
Komentar
Posting Komentar