Mau Percaya Siapa Lagi? (Polisi Ver-)

Assalamualaikum...
Untuk kali ini saya akan sedikit serius -sedikit aja sihhh hehe- karena saya akan membahas tentang 'Mau Percaya Siapa Lagi?' dengan versinya polisi, mungkin kalian agak tidak mengerti.

Maksud saya dari kalimat 'Mau Percaya Siapa Lagi?' adalah kita sebagai warga negara indonesia ataupun dunia sekalipun jika tidak mempercayai polisi, lalu mau percaya siapa lagi??

Memang jelas kita akan 100% percaya kepada Allah SWT, tapi maksud dari tulisan saya kali ini bukan percaya dalam hal yang sama seperti percaya kepada Sang Pencipta. Jadi jangan salah paham yaa temann~

Sebelum masuk kedalam intinya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apasih polisi itu? apasih tugas polisi?

POLISI

Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban, keamanan dan penegakan hukum diseluruh wilayah negara. Kepolisian adalah salah satu lembaga penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan, ketertiban dan penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian pasti lah ada di seluruh negara berdaulat. - untuk lebih jelasnya bisa baca >disini< -


Polisi yang sering sekali kita temui yaitu polisi lalu lintas, banyak pikiran negatif jika berbicara tentang polisi lalu lintas. Karena... yaaa kalian taulah yaaa,hehehe
Tapiiiiii... sekarang juga banyakk lohh polisi-polisi lalu lintas yang benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik, seperti menolak sogokan. hehehe


okaayyy...
sekarang mari kita kembali ke inti dari tulisan ini!

Polisi yang saya maksud disini itu adalah polisi yang menjaga kantor polisi, sebenarnya saya kurang paham dengan istilah-istilah kekepolisian. Jadi saya akan menjelaskan seperti orang biasa, apa kamu sudah paham maksud saya?

Seperti ini lohh maksudnya...
Kantor polisi yang saya maksud adalah seperti Polres Metro Jaya, nah jadi polisi yang menjaga Kantor Polres ini yang saya ingin bahas. Paham gak nihhh??hehhehe 


Suatu ketika, saya mendengarkan cerita seseorang yang orang tersebut juga mendengar dari orang lain. Bisa dibilang ini adalah cerita dari mulut kemulut, yang berarti belum bisa dipastikan kebenarannya tetapi sangat terasa nyata dan melekat pada kehidupan kita.

Dari cerita tersebut, ada seorang keluarga yang salah satu anggota keluarganya (sebut saja A) ditangkap oleh polisi karena telah memakai obat-obatan terlarang yang sering disebut Narkoba. Saat  A ditangkap, keluarganya pun tidak mengetahuinya karena A ditangkap saat sedang tidak di rumah. Selama 2 hari keluarganya mulai panik mencari keberadaan A karena tidak sama sekali ada yang tahu dan akhirnya setelah hari ke-tiga sang kakak dari A ditelp oleh kepolisian.

Karena sang kakak sudah berkeluarga, jadi rumahnya sudah terpisah dengan orang tuanya. Sang kakak langsung menuju rumah orang tuanya dengan wajah pucat untuk memberitahu keadaan A kepada orang tuanya, ia merasa dunianya sedang hancur.

****
Sampailah pada saat penjengukkan, karena suami dari sang kakak lah (sebut saja C) yang paling dipercaya dan biasanya diandalkan dalam keluarga ini jadilah dia yang menemui A untuk pertama kalinya. Sejak kecil A sangat bergantung pada C, jadi saat A keluar untuk menemui sang penjenguk.. A sama sekali tidak kaget saat melihat C.

Banyak hal yang dipikirkan satu keluarga itu, seperti 'bisa disogok ga sihh?' atau 'cari uang kemana ini?' kebanyakan yang mereka pikirkan adalah uang.
Karena mereka benar-benar khawatir dengan ruang sel yang berada di kantor polisi, jadi jika memang A tidak akan di penjara ditempat yang seharusnya mereka sangat khawatir akan keamanannya.

Setelah sekitar 3 minggu keluarga tersebut saling bergantian untuk menjenguk si A, keluarga tersebut mulai berpikir.

'apakah benar disana si A akan lebih baik?'

'apakah benar disana aman?'

Karena yang keluarga tersebut khawatirkan adalah jika narkoba itu sendiri malah ada didalam sana, pemikiran tersebut tercipta dari hasil 3 minggu mereka bergiliran datang ke kantor polisi tersebut.

Keluarga tersebut merasa kantor polisi tersebut telalu bebas dan kurang tertib.

Suatu ketika, sang kakak mendapatkan telp dari nomor yang tidak dikenal. Setelah diterima ternyata itu adalah dari si A yang katanya memakai handphone teman satu sel nya, sang kakak pun langsung memberitahu hal tersebut kepada suaminya (C).

Keluarga tersebut semua panik, karena pemikiran mereka yang sebelumnya seperti dibuktikan lewat telp tersebut.

Tidak lama kemudian, hp tersebut ditemukan oleh petugas polisi.

Pemikiran buruk tentang penjagaan disana semakin banyak, seperti

'barang seperti hp yang lumayan besar saja bisa masuk tanpa ketahuan apalagi yang kecil dan langsung habis jika dipakai?'

kalau dipikir-pikir benar ga sihh? Saya sendiri saat mendengkarkan cerita tersebut langsung berpikiran yang sama, dan mengiyakan.

Tetapi akhirnya keluarga tersebut menanamkan kalimat 
"Kalau tidak percaya kepada mereka (para polisi), mau percaya siapa lagi?"

KAMI SERAHKAN KEAMANAN KAMI PADA KALIAN :)


Komentar

Bacaan Populer!